Tim susur nusantara berkesempatan mengunjungi salah satu desa adat di pulau Nias yaitu desa Bawomataluwo. Desa ini masih mempertahankan rumah adat atau dalam bahasa Niasnya disebut Omo Hada, rumah panggung yang dibangun diatas tiang-tiang besar dari kayu nibung yang mana semakin terkena air, kayu nibung (Oncosperma tigillarium) akan semakin kokoh. Struktrur kerangka rumah adat Nias tidak menggunakan paku, mereka menggunkan pasak kayu untuk menghubungkan kerangka rumahnya. Sebab itulah rumah adat Nias teruji tahan terhadap gempa bumi.
———————————
Suku Nias yang berada di desa Bawomataluwo sampai kini juga masih mempertahankan tradisi leluhurnya, salah satunya adalah tradisi Lompat Batu. Bagi kalian anak 90-an pasti masih ingat dengan gambar orang Lompat Batu di uang seribu rupiah yang terbit pada tahun 90-an. Nah, itu adalah tradisi Lompat Batu di desa Bawomataluwo. Tradisi lompat batu ini pada mulanya dilakukan oleh seorang pemuda Nias untuk menunjukkan bahwa pemuda yang bersangkutan sudah dianggap dewasa dan matang secara fisik. Lebih jauh dari itu bila sang pemuda mampu melompati batu yang disusun hingga mencapai ketinggian 2 m dengan ketebalan 40 cm dengan sempurna, maka itu artinya sang pemuda kelak akan menjadi pemuda pembela kampungnya, samu’i mbanua atau la’imba hor jika ada konflik dengan warga desa lain. ———————————–
Asyiknya berkunjung ke Nias bukan hanya sekedar menikmati keindahan alamnya, tapi kita juga akan terpesona dengan adat dan budaya yang masih dijaga dengan baik oleh masyarakatnya.
@ExploreIndonesia @Pesonaid_travel #SusurNusantara #PesonaIndonesia #ExploreIndonesia
Nikmati inspirasi Wisata Indonesia hari ini di Liburdulu.com! –