Gunung Sangeang Api atau Sangiang adalah salah satu keajaiban alam Indonesia yang menggabungkan keindahan alam dan potensi bahaya alam yang besar. Terletak di kompleks pulau Sangeang, gunung ini telah mencuri perhatian banyak peneliti, petualang, dan penduduk sekitarnya. Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi lebih dalam tentang Gunung Sangeang Api, sejarahnya, erupsi terbaru, serta dampaknya pada lingkungan dan manusia.
Daftar Isi
Pengenalan: Gunung Sangeang Api (Sangiang)
Gunung Sangeang Api atau Sangiang adalah gunung berapi aktif yang terletak di kompleks pulau Sangeang, Indonesia. Pulau Sangeang merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Kecil dan terletak di Laut Flores, sebelah timur laut dari pulau Sumbawa. Pulau ini memiliki lebar sekitar 13 kilometer dan luas wilayah mencapai 153 kilometer persegi. Administratif, pulau ini masuk dalam wilayah Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Nama resmi pulau ini dalam pemerintahan Kabupaten Bima adalah Pulau Sangiang.
Gunung Sangeang Api memiliki dua kerucut vulkanik yang menarik, yaitu Doro Api dengan ketinggian 1.949 meter (6.394 kaki) di atas permukaan laut dan Doro Mantoi dengan ketinggian 1.795 meter (5.889 kaki). Keunikan geografis dan geologis gunung ini telah menjadikannya sebagai objek penelitian yang menarik bagi para ilmuwan dan peneliti geologi.
Sejarah Letusan: Aktivitas Gunung Sangeang Api
Gunung Sangeang Api telah lama menjadi subjek penelitian geologi dan sejarah letusan. Letusan pertamanya tercatat pada tahun 1512, dan sejak itu, gunung ini telah meletus sebanyak 17 kali hingga tahun 1989. Dengan frekuensi letusan yang cukup tinggi, Gunung Sangeang Api dianggap sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Kepulauan Sunda Kecil.
Salah satu letusan yang paling berdampak terjadi pada tahun 1988, ketika penduduk pulau dievakuasi akibat letusan besar. Erupsi tersebut menciptakan ancaman serius bagi kehidupan dan properti penduduk pulau. Selain itu, erupsi besar ini juga menarik perhatian dunia terhadap aktivitas gunung berapi di Indonesia.
Namun, erupsi besar terbaru yang mencuri perhatian dunia terjadi pada tahun 2014. Sejak pertengahan Juni 2013, otoritas setempat telah memperingatkan tentang kemungkinan letusan dan menetapkan status ‘siaga tinggi’ untuk gunung ini. Pada tanggal 30 Mei 2014, letusan besar terjadi sekitar pukul 03:55 sore waktu setempat. Letusan ini mengakibatkan evakuasi penduduk pulau yang bekerja di sekitar gunung. Abu dan asap dari letusan tersebut cepat naik ke ketinggian mencapai 15-20 kilometer dan mencapai langit.
Dampak dari letusan ini tidak hanya terbatas pada pulau itu sendiri. Pada hari berikutnya, awan abu dari letusan tersebut menyeberangi pantai utara-barat di wilayah Kimberley, Australia, dan maskapai penerbangan terpaksa membatalkan penerbangan ke dan dari Darwin, Wilayah Utara. Abu vulkanik bahkan terbawa angin hingga mencapai Alice Springs di Wilayah Utara. Penerbangan internasional dari Melbourne dan Adelaide menuju Bali juga terkena dampak dan harus dibatalkan.
Pengaruh Lingkungan dan Ekosistem
Aktivitas gunung berapi seperti Sangeang Api dapat memiliki dampak signifikan pada lingkungan sekitar. Erupsi gunung berapi dapat menciptakan berbagai masalah, seperti hujan abu, aliran lahar, dan perubahan topografi yang drastis. Dalam hal Sangeang Api, letusan besar pada tahun 2014 menghasilkan awan abu yang mencapai ketinggian yang sangat tinggi, membawa potensi bahaya bagi penerbangan dan kesehatan manusia.
Hujan abu yang dihasilkan oleh erupsi gunung berapi dapat mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk sekitar dan merusak tanaman pertanian. Tanah yang tertutup abu vulkanik biasanya sangat subur, tetapi dapat menjadi asam dan tidak cocok untuk pertanian dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, tanah yang telah terpapar abu vulkanik dapat menjadi sangat subur karena mengandung mineral yang diperlukan oleh tanaman.
Manusia dan Kehidupan di Pulau Sangeang
Pulau Sangeang adalah rumah bagi sejumlah penduduk yang hidup di sekitar gunung berapi ini. Mereka terbiasa dengan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh aktivitas vulkanik dan sering kali memiliki rencana evakuasi yang telah disusun sebelumnya. Erupsi besar pada tahun 1988, yang mengakibatkan evakuasi massal, telah meninggalkan bekas yang dalam di ingatan penduduk setempat.
Penduduk pulau ini juga bergantung pada pertanian dan perikanan sebagai sumber penghidupan mereka. Tanah yang subur dan keberlimpahan sumber daya laut adalah aset berharga bagi komunitas ini. Meskipun risiko erupsi selalu ada, kebanyakan penduduk telah belajar untuk hidup berdampingan dengan gunung berapi ini.
Pentingnya Pemantauan dan Penelitian
Gunung Sangeang Api terus menjadi subjek penelitian intensif oleh para ilmuwan dan peneliti geologi. Pemahaman lebih dalam tentang aktivitas vulkaniknya dapat membantu dalam pengembangan sistem peringatan dini untuk melindungi penduduk setempat dan mengurangi dampak negatif erupsi.
Selain itu, pemantauan aktifitas vulkanik adalah bagian penting dari usaha global untuk memahami geologi dan dinamika bumi. Indonesia sendiri adalah “Cincin Api,” kawasan dengan sejumlah besar gunung berapi dan aktivitas seismik. Oleh karena itu, studi tentang gunung berapi seperti Sangeang Api dapat memberikan wawasan berharga tentang bagaimana bumi kita terbentuk dan berubah.
Kesimpulan
Gunung Sangeang Api atau Sangiang adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia yang telah meletus beberapa kali dalam sejarahnya. Erupsi-erupsi ini telah menciptakan ancaman serius bagi penduduk setempat dan bahkan mencapai dampak internasional. Meskipun demikian, pulau ini tetap menjadi rumah bagi sejumlah penduduk yang telah belajar untuk hidup berdampingan dengan potensi bahaya alam tersebut.
Pentingnya pemantauan aktifitas gunung berapi ini dan penelitian geologi terus berlanjut untuk melindungi penduduk setempat dan memahami dinamika bumi yang kompleks. Gunung Sangeang Api adalah contoh nyata betapa pentingnya memahami hubungan manusia dengan alam dan bagaimana kita dapat beradaptasi dengan potensi bahaya yang dapat timbul dari alam itu sendiri.
Nikmati inspirasi Wisata Bima hari ini di Liburdulu.com!